Bagi orang awam sosok Tursandi Alwi mungkin terdengar asing, tetapi di kalangan elit politik beliau sudah sangat dikenal sebagai orang “dibalik layar” untuk banyak hal penting di negara kita.
Memulai karier birokrasi nya dari posisi sangat bawah, Tursandi berhasil menduduki 22 posisi jabatan di dalam 40 tahun masa pengabdian nya terhadap negara, dari juru foto di suatu kabupaten di Lampung, hingga camat dan wakil walikota di Jakarta, gubernur PLT di 3 provinsi, hingga masuk ke ring 1 RI menjadi Sekretaris Wakil Presiden untuk orang terkuat nomor 2 di Indonesia, Jusuf Kalla dan penerus nya Boediono.
Prestasi di dalam setiap jabatan yang dijalankan nya juga tidak sepele: memenangkan penghargaan juara kecamatan seluruh Indonesia, mengubah Litbang menjadi efisien, merampingkan kementrian sekretaris negara, membangun provinsi baru Gorontalo dari nol, mensukseskan pilkada di Lampung dan Kalimantan Selatan di keadaan politik yang panas pada saat itu, hingga berperan besar di dalam menciptakan undang-undang otonomi daerah Aceh (yang berkontribusi besar di dalam menciptakan damai antara pemerintah dengan GAM).
Di buku inilah terpapar bagaimana mekanisme di balik layar untuk hampir setiap fungsi level jabatan di pemerintahan sebenarnya berkerja, dimana seluk beluk birokrasi dengan segala kelebihan dan kekurangan nya diceritakan dengan jelas dan lengkap dengan konflik dan rekonsiliasi nya. Buku ini juga menggambarkan bagaimana networking serta kompromi dari berbagai pihak yang berkepentingan berperan sangat kuat untuk mencapai hasil yang optimal untuk sukses tidak nya suatu wacana pemerintah. Dan disinilah dimana Tursandi menjadi salah satu ahli di dalam hal berdiplomasi, yang berhasil membawa perubahan yang substansial.
Semua ini bisa dicapai dengan watak dan karakter Tursandi yang apa ada nya, yang menghargai semua orang dari level bawah hingga pejabat ring 1, yang bekerja serba cepat tanpa ber tele-tele, disertai persiapan dan perencanaan yang sangat matang untuk mengetahui amanat penugasan nya luar dalam sebelum memulai, yang bekerja sangat keras dan menjadi contoh untuk diikuti oleh para anak buah, serta membangun struktur organisasi yang ramping untuk mengakomodir cara kerja beliau yang prakmatis ini.
Selanjutnya, yang menjadi ciri khas Tursandi adalah beliau tidak pernah memakai fasilitasi ketika menjabat sebagai gubernur, tidak dikawal vorijder, tidak menggunakan mobil pejabat gubernur (kecuali ada tamu), tidak tidur di kamar gubernur tetapi di kamar tamu, dimana jawaban Tursandi selalu “saya mencintai pekerjaan, bukan jabatan.” Tursandi juga tidak menggunakan jabatan nya untuk me mindah-mindahkan pejabat dari satu posisi ke posisi lain untuk kepentingan sendiri (kegiatan yang sering membuat masalah baru bagi banyak instansi pemerintah). Beliau juga tidak segera mengisi posisi kosong di suatu jabatan, tetapi membiarkan gubernur terpilih yang mengisi nya (untuk menghindari KKN). Dan beliau pun menghindari hal-hal yang berbau uang, seperti pelicin, uang sogok, dll.
Kebiasaan inilah yang membuat Tursandi dapat dengan mudah merangkul seluruh lapisan masyarakat tanpa terikat atau tanpa beban, yang akhirnya mengubah opini publik di setiap daerah yang beliau kembangkan dari menolak keras hingga menghargai nya sebagai salah satu “putra daerah.”
Buku ini juga menjelaskan aktivitas dibalik layar untuk wakil presiden Jusuf Kalla dan Boediono, yang menjadi akses langka untuk melihat bagaimana 2 wakil presiden menjalankan tugas nya dengan cepat, rapi, dan efisien, yang digambarkan dari kacamata staff nya dan tentu saja seswapres nya Tursandi Alwi. Bagaimana rapat non-formal dijalankan sebelum rapat resmi, bagaimana hasil rapat di tindak lanjuti dan siapa saja yang dilibatkan, peran komunikasi dengan presiden SBY, hingga bagaimana kompleks nya pengaturan jadwal wapres lengkap dengan perubahan-perubahan last minute nya, semua dijabarkan secara detail di buku ini.
Akhir kata, membaca biografi Tursandi Alwi itu sama seperti membaca perkembangan birokrasi dan struktur pemerintahan dari jaman presiden Suharto hingga SBY. Dimana banyak pelajaran berharga bisa kita dapatkan untuk mengerti urusan dapur negara kita ini yang jarang diperlihatkan di media masa. Dan seiring dengan reformasi birokrasi yang terus di kerjakan oleh pemerintah, Tursandi Alwi, sesuai cerita di buku ini, berperan besar didalam kesuksesan dalam me-modernisasi negara tercinta kita.